Kebiasaan makan konsumen di dunia selalu berubah dari waktu ke waktu. Saat ini, tren makanan sehat sedang menjadi perbincangan hangat terlebih karena naiknya angka penyakit beberapa tahun belakangan ini, disusul terjadinya pandemi Covid-19. Tren ini terjadi di seluruh belahan dunia, termasuk Eropa di mana isu kesehatan bahkan telah memaksa pemerintah untuk membuat regulasi pajak baru.
Di tahun 2016, dilaporkan bahwa 59% orang dewasa di Eropa memiliki indeks massa tubuh yang tinggi, menandakan bahwa angka obesitas dan penyakit terkait obesitas cukup tinggi di benua ini. Merespon situasi ini, yang baru-baru ini dinyatakan sebagai “epidemik obesitas” oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, beberapa negara di Eropa telah memberlakukan sugar tax atau pajak gula dengan harapan masyarakat akan mengurangi konsumsi gulanya dan beralih ke opsi yang lebih sehat.
Tapi gula bukan satu-satunya bahan makanan yang harus dikurangi untuk hidup lebih sehat, karena banyak juga masyarakat Eropa yang mengurangi konsumsi susu mereka. Menurut penemuan terbaru, konsumsi susu segar di Uni Eropa menurun dari 58 kg per kapita di tahun 2008 menjadi 52 kg per kapita di tahun 2018. Penurunan ini diprediksi akan terus berlanjut hingga mencapai 49 kg per kapita di tahun 2030.
Selain alasan kesehatan seperti intoleransi laktosa dan alergi susu, berkurangnya konsumsi susu juga dipengaruhi oleh naiknya tren diet vegan, isu lingkungan hidup, hadirnya susu berbasis tumbuhan, hingga alternatif susu yang menawarkan lebih banyak nilai sehat (misalnya lebih sedikit atau tanpa tambahan gula, penambahan vitamin, mineral, dan lain sebagainya.)
Perjanjian Kerja Sama Menghadirkan Alternatif Susu Tinggi Serat dari Indonesia
PT Lautan Natural Krimerindo (LNK) yang merupakan produsen krimer nabati dari Indonesia melihat kesempatan besar di tengah merosotnya angka konsumsi susu di Eropa. Rencana Perusahaan ini untuk melebarkan sayap bisnisnya ke Eropa mendapat sambutan baik saat Duta Besar RI untuk Bulgaria Iwan Bogananta mengundang perwakilan LNK untuk menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan Bulgaria PICCO.
Dalam Letter of Intent (LoI) yang ditanda tangani Senin, 6 Juni 2022 kemarin, PICCO Bulgaria menyatakan setuju untuk membeli bahan makanan dari LNK senilai jutaan dolar. Salah satu bahan makanan tersebut adalah FiberCreme, krimer nabati serbaguna berbahan dasar sumber serat oligosakarida yang diekstrak dari singkong.
Selain tinggi serat, krimer yang bebas laktosa dan gluten ini juga mengandung gula yang rendah. Dengan rasa creamy yang mirip seperti susu, FiberCreme adalah alternatif sempurna untuk mereka yang sedang mengurangi atau sudah menghilangkan susu dari dietnya, tapi tetap ingin merasakan nikmatnya makanan atau minuman berbasis susu.
“Kami telah mengimpor produk-produk sejenis, namun belum menemui produk yang penuh inovasi, dengan pasar yang tentunya akan tersegmentasi secara khusus,” kata CEO PICCO Bulgaria Kirril Ivanov tentang FiberCreme. Selain itu, Ivanov juga mengekspresikan ketertarikannya untuk mengeksplorasi kerja sama tersebut dengan melakukan pengembangan bahan makanan dairy untuk konsumen mereka di Bulgaria dan Makedonia Utara.
Sementara itu, Direktur LNK Hendrik Gunawan menyatakan rasa terima kasihnya untuk Duta Besar Iwan Bogananta yang sangat membantu terciptanya kerja sama ini dan menyebut strategi menjadikan Bulgaria sebagai “hub trade” untuk produk Indonesia ke Eropa “konsep yang sangat jenius.”